Tisucoding, Pengertian Bauksit – Sudah sejak lama unsur dan senyawa dimanfaatkan secara luas untuk membantu pekerjaan manusia. Ada banyak jenis unsur yang tersedia secara alami di alam, salah satunya bauksit.
Unsur ini merupakan unsur yang cukup unik. Pada kesempatan kali ini akan kami bahas lengkap tentang pengertian bauksit.
Nama bauksit mungkin masih sangat asing di telinga sebagian besar masyarakat. Tapi kenyataannya, unsur ini sudah banyak digunakan, seperti pada perabotan rumah, digunakan di bidang otomotif, hingga bahan bangunan.
Berikut pembahasan lengkap dari bauksit:
Pengertian Bauksit
Bauksit adalah bijih utama dari aluminium. Bauksit terdiri dari beberapa jenis penyusun senyawa, di antaranya aluminium oksida dan aluminium hidroksida. Kedua penyusun ini memberikan sifat yang berbeda pada bauksit.
Aluminium hidrat pada bauksit sendiri juga masih terdiri dari tiga zat yang berbeda, di antaranya ada boehmite, gibsit, dan diaspora.
Bauksit sendiri sebenarnya bukan unsur murni yang langsung terbentuk dari alam, melainkan sebuah unsur yang sudah melalui proses laterisasi dari batuan induknya.
Dimana batuan ini juga masih mengandung unsur lain seperti aluminium hidroksida dan aluminium oksida.
Material bauksit sendiri pertama kali ditemukan oleh seorang geolog bernama Pierre Berthier.
Saat itu, pada tahun 1821 Pierre Berthier menemukan sebuah batuan yang memiliki sifat unik dan berbeda dari batuan lain. Selanjutnya batuan ini diolah dan dimurnikan hingga menjadi lebih bermanfaat.
Sedangkan di Indonesia sendiri, unsur bauksit baru ditemukan pada tahun 1924 oleh seorang peneliti geolog Indonesia di daerah Kijang, Pulau Bintan.
Proses pembuatan bauksit dibagi menjadi dua cara, yaitu dengan menggunakan proses hall heroult dan bayer. Kedua proses ini dilakukan untuk mendapatkan sifat yang berbeda.
Proses hall heroult dilakukan dengan cara meleburkan aluminium hidroksida untuk menghasilkan aluminium murni dan selanjutnya diolah untuk mendapatkan bauksit.
BACA JUGA Proses Pembuatan Besi: Definisi, Manfaat dan Sifat Besi
Sedangkan proses bayer dilakukan dengan memurnikan bijih murni untuk mendapatkan unsur alumina di dalamnya.
Karakteristik Bauksit
Setelah mengetahui pengertian bauksit, sekarang kita beralih ke karakteristik bauksit secara umum. Dari segi fisik, bauksit memiliki warna yang sangat unik.
Ketika dilihat dengan mata telanjang, maka bauksit akan terlihat memiliki warna coklat orange dengan semburat kuning.
Tapi, ketika Anda melihatnya dengan bantuan alat seperti mikroskop atau sejenisnya, maka warna bauksit akan terlihat berbeda. Warna batuan ini akan kehitaman dan bentuknya terlihat seperti kristal.
Selain itu, bauksit juga memiliki tingkat kekerasan sekitar 1 – 3 skala mohs. Ini membuat bauksit termasuk batuan yang relatif lunak daripada batuan lain.
Bauksit juga tergolong batuan yang cukup ringan dengan massa jenis mencapai 2,5 – 2,6.
Bauksit termasuk batuan yang mudah patah jika dibandingkan dengan batu lain yang relatif lebih keras. Hal inilah yang membuatnya juga mudah larut dalam air dan tidak tahan terhadap api.
Oleh karena itu, ketika akan digunakan untuk kepentingan industri atau individu, bauksit akan dicampurkan dulu dengan bahan lain.
Meskipun terkesan rapuh dan lunak, namun karakteristik inilah yang membuat bauksit banyak dimanfaatkan di skala industri.
Sebab, terkadang banyak peralatan industri yang membutuhkan bahan penyusun yang ringan, tapi tetap kuat dan memiliki tingkat kekerasan yang baik.
Manfaat Bauksit
Sebagai batuan yang memiliki karakteristik unik, bauksit sudah banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia, baik digunakan pada skala industri, rumah tangga, maupun kepentingan lainnya.
Untuk mendapatkan manfaatnya pun bauksit harus melalui proses yang cukup panjang.
Nah, berikut ini beberapa manfaat bauksit yang sering dijumpai pada skala industri maupun non industri:
BACA JUGA Jenis Logam: Pengertian, Sifat dan Kegunaannya
1. Memproduksi Aluminium
Seperti yang telah kami jelaskan pada poin pengertian bauksit di atas, bauksit merupakan bijih utama dari aluminium.
Oleh karena itu, bauksit digunakan sebagai bahan utama untuk memproduksi aluminium. Untuk melakukan ini, dibutuhkan proses bayer yang dilakukan dengan pemanasan batuan bauksit.
Proses pemanasan tersebut dilakukan dengan menggunakan natrium panas untuk menghasilkan aluminium murni untuk dilanjutkan pada proses selanjutnya.
2. Sebagai Bahan Abrasif
Selain untuk memproduksi aluminium, bauksit juga banyak dipakai pada proses abrasif.
Calcined alumina adalah bahan yang sangat keras. Senyawa ini membutuhkan bahan berupa bauksit untuk melakukan abrasif.
3. Digunakan Sebagai Proppant
Proppant sering dipakai pada proses pengeboran minyak. Batuan bauksit cukup berperan dalam proses ini.
Sebagai informasi, proses pengeboran minyak atau gas alam akan menimbulkan efek samping berupa retakan pada batuan reservoir akibat dari tekanan pompa cairan.
Tekanan yang sangat besar dari pompa ini menyebabkan adanya perpecahan dan percetakan pada permukaan batuan reservoir.
Dibutuhkan sebuah bahan dengan partikel tersuspensi untuk menutupi retakan ini. Partikel inilah yang disebut dengan proppant.
Salah satu jenis bauksit yang digunakan pada proses ini adalah sintered bauxite.
enis bauksit ini memiliki karakteristik yang sangat baik dan cocok sebagai bahan proppant penambal keretakan di batuan reservoir.
4. Bahan Baku Pembuatan Besi
Karena bauksit merupakan bijih murni dari aluminium, tak jarang batuan ini juga digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan besi.
Sifatnya yang kuat tapi ringan cocok untuk membuat besi memiliki sifat yang berbeda untuk tujuan yang lebih spesifik.
Klasifikasi Jenis Bauksit
Di industri, bauksit memiliki banyak jenis dan kualifikasi. Tentunya masing-masing jenis memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Berikut beberapa jenis bauksit yang dapat diketahui:
BACA JUGA Sifat Aluminium: Definisi, Reaksi dan Kegunaannya
1. Bauksit pada Terrarosa
Bauksit Terrarosa adalah bauksit yang banyak ditemukan di Mediterranian Eropa Selatan. Bauksit ini merupakan bagian-bagian dari pelapukan dolomite dan sebagian diaspora.
Bauksit jenis ini merupakan bauksit yang memiliki ikatan monohidrat, sehingga kadar alumina di dalamnya relatif lebih tinggi.
2. Bauksit pada Batuan Sedimen Klastik
Bauksit jenis ini banyak dijumpai di lingkungan endapan sungai stadium tua atau pada daerah delta. Karena adanya tekanan, tak jarang bauksit sedimen klastik terbawa ke dasar laut.
Sedimen klastik sendiri berada di lapisan teratas yang membuatnya memiliki kandungan lapisan gravel pasir, kaolinit, dan lignit.
3. Deposit Bauksit Koluvial
Deposit bauksit ini berada di bawah tanah yang mengandung lampung dan merupakan swamp bauxite.
Bauksit koluvial memiliki tekstur oolitik dan pisolitik yang terlihat cukup jelas. Deposit bauksit koluvial banyak ditemukan di daerah lembah basah.
Di bagian teratas deposit, terdapat kaolinit yang terus berkembang yang mampu memotong secara mendatar matriks yang tebal dari tekstur bauksit itu sendiri.
Pada beberapa kasus, ditemukan juga lapisan lignit yang mengandung lempung dan memotong badan permukaan bauksit.
Hal ini membuat bauksit semakin terpendam dan menjadi alas dari lapisan lignit itu sendiri.
4. Deposit Bauksit Alluvial
Bauksit yang membentuk lapisan silang, memiliki tekstur halus dan bertipe pisolitik. Bauksit Alluvial sering ditemukan dalam keadaan tertutup oleh alur runtuhan deposit bauksit koluvial.
Demikian informasi mengenai pengertian bauksit, manfaat, karakteristik, dan klasifikasinya. Ada banyak manfaat yang bisa diambil dari batuan bauksit, baik secara langsung maupun diolah dahulu menjadi bahan lain.
Sifatnya pun sangat unik sehingga membuatnya masih berpotensi dikembangkan lebih jauh lagi.