Berat Jenis Semen – Semen adalah bahan konstruksi yang sangat populer dan banyak dipakai di seluruh dunia. Bahan ini dipakai untuk merekatkan satu bahan bangunan dengan bahan lainnya.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas semua tentang semen, mulai dari pengertian, proses pembuatan dan berat jenis semen.
Hadirnya material semen benar-benar membawa revolusi di dunia konstruksi. Dimana setelah digunakannya semen, manusia bisa membuat bangunan yang lebih kuat dan kokoh.
Bahkan bisa membuat gedung dengan tingkat yang tinggi. Untuk lebih detail tentang semen, simak pembahasan di bawah ini:
Pengertian Semen
1. Semen Secara Fisika
Semen adalah suatu material bahan bangunan yang secara fisik terlihat seperti pasir tapi jauh lebih halus. Semen memiliki warna abu-abu gelap.
Semen digunakan sebagai bahan perekat karena campuran semen dengan bahan lain bisa membuatnya lebih keras dan membentuk konstruksi yang sangat kuat.
Saat dicampur dengan bahan lain yang tepat dengan menggunakan air, maka semen mampu merekatkan dua benda padat yang terikat dengannya.
Contoh paling mudah ditemui di sekitar kita adalah penggunaan semen yang digunakan untuk merekatkan batu bata ketika membangun rumah.
2. Keunggulan Semen
Keunggulan lain dari semen adalah selain kuat, dia juga tahan lama.
Bisa dilihat dari konstruksi yang ada saat ini bisa bertahan selama puluhan tahun terkecuali adanya gangguan seperti benturan benda keras maupun gempa yang menyebabkan suatu konstruksi mengalami kerusakan.
Sebelum semen, dunia konstruksi banyak menggunakan dan mengembangkan bahan perekat lain seperti zat kapur dan tanah liat.
Tapi setelah ditemukan semen, semua beralih ke semen. Ini dikarenakan semen lebih mudah diproduksi, didistribusi, dan berat jenis semen dinilai lebih baik dari bahan perekat lainnya.
Semen portland adalah sebutan untuk semen paling dasar. Saat ini, semen merupakan semen terbaik dan memiliki harga paling murah dibandingkan dengan perekat lain seperti epoksi dan polimer.
BACA JUGA Pengertian Mobile Crane: Cara Kerja, Fungsi Hingga Spesifikasi
Oleh karena itu, tak heran kalau material ini menjadi bahan wajib pada pembangunan terutama di negara berkembang.
3. Bahan Penyusun Semen
Semen bukanlah sebuah unsur kimia yang berdiri sendiri. Di dalamnya banyak sekali mengandung bahan kimia yang membangun kualitas dari material yang satu ini.
Secara umum, semen terlihat seperti bubuk kapur berwarna abu-abu yang memiliki kandungan silika (SiO2), kapur (CaO), besi oksida (Fe2O3), magnesium oksida (MgO), alumina (Al2O3), Alkali (K2O Na2O), dan sulfur trioksida.
Anda juga bisa melihat komposisi kimia dari semen pada kemasan semen tersebut. Pasalnya, dimungkinkan ada perbedaan bahan kimia penyusun pada semen dengan merk yang berbeda.
Definisi Berat Jenis dan Massa Jenis
Kita sering mendengar istilah berat jenis dan massa jenis. Bahkan pada poinnya sudah dibahas mengenai berat jenis semen. Tapi apakah maksud keduanya? Apakah keduanya berbeda?
Ya, meskipun keduanya terdengar sama, namun sebenarnya massa jenis dan berat jenis adalah dua hal yang berbeda.
Berdasarkan dari kata pertamanya saja, massa dan berat adalah dua hal yang berbeda. Dimana berat dipengaruhi oleh gravitasi bumi sedangkan massa tidak dipengaruhi oleh gravitasi bumi.
Massa jenis merupakan pengukuran setiap volume benda. Semakin tinggi volume suatu benda, maka akan semakin tinggi pula massa jenisnya.
Massa jenis suatu benda bisa didapatkan dari perhitungan total massa dibagi dengan total volumenya.
Massa jenis juga memiliki ketergantungan erat dengan kerapatan atom pada benda. Kerapatan zat ini disimbolkan dengan simbol rho.
Rho sendiri diperoleh dari hasil bagi antara massa zat dengan volumenya. Hasil perhitungan kerapatan ini tentu sesuai dengan sifat utama suatu zat yaitu massa dan volume.
BACA JUGA Pengertian Besi CNP Beserta Kegunaan dan Jenisnya
Setiap benda memiliki massa jenis yang berbeda-beda karena setiap zat memiliki kerapatan zat yang berbeda pula.
Sedangkan berat jenis, adalah sebuah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Inilah kenapa massa jenis benda sangat berpengaruh terhadap berat jenis benda.
Semakin tinggi massa jenis benda, maka semakin tinggi massa per satuan volumenya. Untuk mengetahui perbedaan keduanya secara lebih jelas, berikut kami berikan perbandingannya:
Massa Jenis
- Merupakan besaran skalar (hanya memiliki nilai tanpa memiliki arah)
- Besar massa benda tetap stabil dimanapun karena tidak terpengaruh gravitasi
- Berupa ukuran dari kelembaman benda. Semakin besar volume, maka semakin besar massa jenis
Berat Jenis
- Merupakan besaran vektor (selain memiliki nilai, juga memiliki arah)
- Ukuran besarnya gravitasi pada suatu benda
- Besarnya sangat tergantung gravitasi yang menarik benda tersebut
Perbandingan Berat Jenis Semen
Berat jenis semen memiliki perbedaan dengan material lainnya. Hal ini juga yang menyebabkan semen lebih banyak dipilih sebagai material yang kuat serta mudah dibentuk daripada material lain.
Berikut perbandingan berat jenis semen dengan bahan bangunan yang lain:
Nama Benda | Berat Jenis |
Semen (padat) | 801 kg/m3 |
Semen Portland | 1.506 kg/m3 |
Semen mortar | 2.162 kg/m3 |
Air | 1.000 kg/m3 |
Alumunium | 2.712 kg/m3 |
Besi baja | 7.850 kg/m3 |
Bauksit | 1.281 kg/m3 |
Besi cor | 6.800 kg/m3 |
Beton aspal | 2.243 kg/m3 |
Bijih besi | 5.046 kg/m3 |
Batu bata merah | 1.922 kg/m3 |
Emas | 19.320 kg/m3 |
Karbon dioksida | 1,98 kg/m3 |
Kerikil basah | 2.002 kg/m3 |
Kuningan | 8.400 – 8.700 kg/m3 |
Nikel | 8.800 kg/m3 |
Pasir basah | 1.922 kg/m3 |
Pasir kering | 1.602 kg/m3 |
Perak | 10.499 kg/m3 |
Seng | 7.135 kg/m3 |
Stainless steel | 7.480 – 8.000 kg/m3 |
Tembaga | 8.930 kg/m3 |
Titanium | 4.500 kg/m3 |
Uranium | 18.900 kg/m3 |
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bagaimana perbandingan berat jenis semen dibandingkan dengan material lain. Berat jenis semen tergolong lebih tinggi jika dibandingkan dengan material lainnya.
BACA JUGA Teknik Cor: Pengertian, Jenis dan Contoh Penerapannya
Proses Pembuatan Semen
Nah, setelah mengetahui pengertian dan berat jenis semen, terakhir kita beralih ke bagaimana proses pembuatan semen itu sendiri. Berikut informasi selengkapnya tentang proses pembuatan semen:
1. Proses Basah
Proses pembuatan semen dengan proses basah melibatkan banyak air dan menggunakan proses penguapan yang panjang. Proses ini merupakan proses pembuatan semen yang kuno dan sudah jarang dipakai sekarang.
Keuntungan dari proses ini adalah semen lebih homogen sehingga mutunya lebih baik, tidak menimbulkan banyak debu dan proses penggilingan lebih ringan.
2. Proses Semi
Pada proses ini air yang digunakan hanya sekitar 17-21% saja yang berupa slurry. Sebelum diumpankan ke kiln campuran melewati proses filtrasi terlebih dahulu.
Keuntungan dari proses ini adalah panas yang dibutuhkan untuk proses pengeringan tidak terlalu besar sehingga hemat energi.
Sedangkan kerugian dari proses ini adalah dibutuhkan lebih banyak peralatan untuk memprosesnya sampai menjadi semen.
3. Proses Kering
Pada proses kering bahan baku yang sudah dicampur dimasukkan ke kiln melalui preheater. Jadi, bahan sudah kering sebelum masuk kiln.
Gas panas dari kiln juga secara efisien dipakai untuk memanaskan umpan. Akibatnya panas yang digunakan lebih efektif dan efisien.
Keuntungan dari proses ini adalah panas yang dipakai lebih sedikit karena bahan masuk sudah dalam keadaan kering. Namun, kerugiannya adalah lebih banyak debu yang dihasilkan.
Kuatnya konstruksi yang dibangun menggunakan semen ternyata sudah melalui proses yang panjang dalam membuat semen itu sendiri.
Sebuah penemuan yang luar biasa dimana semen dapat membangun konstruksi yang kuat tanpa menggunakan bahan-bahan yang berharga mahal.
Demikianlah pembahasan lengkap mengenai pengertian, sifat, dan berat jenis semen. Semoga dapat memberi manfaat, dan terimakasih